Penutupan PEKSIMIDA Berakhir Ricuh
Sejumlah peserta melakukan aksi protes kepada panitia PEKSIMIDA ke XIV. |
BANDA ACEH, HabaAtjeh - Penutupan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) ke XIV berakhir ricuh, pasalnya penetapan juara dinilai tidak objektif.
"Aksi ricuh itu bermula ketika dari pihak panitia mengumumkan beberapa cabang lomba yang di anggap tidak sesuai dengan yang seharusnya lebih layak menang,"ujar Muhammad Jailani Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa kepada HabaAtjeh melalui handphonenya di Banda Aceh, Sabtu (15/9) malam.
Lanjutnya, pihak dewan juri yang mayoritas dari kampus Universitas Syiahkuala itu dianggap kurang objektif dalam memilih juara.
Selain tidak objektif, kata Jailani, dewan juri juga dituding tidak profesional.
"Seharusnya dewan juri dipilih sesuai dengan kapasitasnya,"imbuhnya.
"Jadi atas dasar itulah, penetapan pemenang diprotes dan berakhir ricuh, sehingga pentupan Peksimida menjadi buyar,"jelasnya.
Anehnya, ada cabang perlombaan yang tidak menetapkan juara satu.
"Cabang lomba nyanyi keroncong putri tidak ada juara satunya, yang ada hanya juara dua dan tiga, inikan aneh,"sebutnya.
Dirinya berharap, agar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi agar dapat mengevaluasi Unsyiah sebagai pelaksana kegiatan dan juga Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) yang diketuai oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan alumni Unsyiah.
"Kita berharap Menristek Dikti untuk mengevaluasi panitia dan BPSMI, baik dari persiapan dan pelaksanaan, sehingga kedepan Peksimida berjalan sesuai dengan petunjuk teknis dan tidak ada yang dirugikan,"tutupnya.
Informasi yang dihimpun, Peksimida ditutup pada hari sabtu (14/9) sekitar pukul 14.50, namun saat panitia membacakan keputusan pemenang yang dinilai tidak layak, para peserta dari berbagai kontingen maju ke meja panitia untuk melayangkan protes.
Sempat terjadi adu mulut dan saling dorong antara peserta dengan Resimen Mahasiswa setempat.
Tak lama kemudian, aparat kepolisian tiba di lokasi dan akhirnya kejadian tersebut dapat dilerai.
Hingga berita ini diturunkan, HabaAtjeh belum mendapatkan keterangan dari pihak kampus.(Syeh)
Memang stiap event prlombaan, yg menang itu slalu di bully, di bully sma yg tidak trima klo satu klp menang, buktinya saat event PKA, bnyak juga yg ngmong2 blkang utk yg juara 1 nya di stiap cabang lombanya. tapi teteeeeuupp aja gk d terima sma dewan juri. Bgitu juga dgn event2 lomba yg lain, kalo uda kalah, adaaa aja celaan bwt yg menang, yg bgini lah, yg bgitulah..
BalasHapusKlo anda merasa sok pintar dan sempurna, anda saja jd juri. lampirkan portofolio, ceritakan pngalaman, pndidikan, skill, karya yg mnjelaskan bhwa score anda lebih tinggi dr pd yg lain.