Hari Puisi Nasional, Mengenang Wafatnya Chairil Anwar
Aku
(Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Siapa yang tak mengenal karya tulis dari penulis legendaris ini? Penyair yang namanya tak akan asing terutama bagi para pencinta sastra, pelajar, guru, mahasiswa apalagi sastrawan di Indonesia. Sosok yang mampu melahirkan pembaharuan dalam karya sastra di negeri ini, yaitu dibidang puisi. Puisi berjudul “Aku” merupakan salah satu puisi karya Chairil Anwar yang terkenal dan terkemuka pada angkatan ke 45.
Dikutip dari H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956) yang ditulis oleh Artati Sudirdjo “Sebagai orang yang pertama-tama merintis jalan dan membentuk aliran baru dalam kesusastraan Indonesia, ia dapat dikatakan orang yang terbesar pengaruhnya dari Angkatan 45,"
28 April dikenal dengan hari puisi nasional yang sebenarnya penentuan tanggal ini memiliki kaitan erat dengan sosok penyair Chairil Anwar. Pasalnya ditanggal 28 juga disebut sebagai momentum mengenang kepergian penyair terkemuka Indonesia yakni Chairil Anwar. Chairil Anwar lahir pada 28 April 1992 dan wafat pada 28 April 1949. Namun karyanya masih terus hidup menyapa generasi-generasi negeri ini.
Tak hanya puisi yang berjudul “Aku” yang masih terkenang di Indonesia, namun karya-karya puisi yang membangkitkan percikan semangat kemerdekaan pada masanya juga masih terpatri dibumi pertiwi. Semangat yang membara tertoreh jelas dalam rangkaian bait yang dituangkan oleh penyair Chairil Anwar. Selamat hari Puisi Nasional 28 April 2021.
Penulis : Mauliza Tulrizka
Post a Comment